Istana Cipanas

Istana Bersejarah di Cipanas

Pada sebuah tur sejarah Istana Cipanas, pemandu bernama Lena menanyakan apakah peserta masih ingat istilah sanering. Beberapa menjawab benar, yaitu pemotongan nilai rupiah. Pertanyaan itu mengingatkan kembali pada sejarah ekonomi yang pernah diputuskan di istana tersebut.

Bangunan utama Istana Cipanas sendiri didirikan pada 1740 oleh Gubernur Jenderal Belanda Gustav W. Baron Van Imhoff sebagai tempat peristirahatan. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Sukarno menetapkannya sebagai salah satu istana kepresidenan.

Lukisan Jalan Seribu Pandang

Salah satu koleksi yang menarik perhatian di istana ini adalah lukisan Jalan Seribu Pandang karya Soejono D.S. pada 1958. Lukisan itu menampilkan jalan lurus yang seakan selalu mengikuti arah pandangan mata. Karya ini juga dikenal dengan nama Menuju Kaliurang dan sempat masuk daftar 10 lukisan favorit Presiden Joko Widodo saat pameran Galeri Nasional pada 2016.

Namun, dalam kunjungan ke istana, pengunjung hanya dapat melihatnya dari teras, sehingga menambah rasa penasaran.

Keputusan Sanering 1965

Pada 13 Desember 1965, Sukarno memimpin sidang kabinet ekonomi di Istana Cipanas. Dari rapat itu lahirlah keputusan bersejarah: nilai rupiah dipangkas dari Rp1.000 menjadi Rp1. Kebijakan ini kemudian dikenal dengan istilah sanering, yang meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan ekonomi Indonesia.

Pernikahan Sukarno dengan Hartini

Selain menjadi saksi kebijakan ekonomi, Istana Cipanas juga mencatat kisah pribadi Sukarno. Pada 7 Juli 1953, ia menikah dengan Hartini secara sederhana di tempat ini. Pernikahan tersebut menimbulkan kontroversi luas, bahkan membuat Fatmawati memilih meninggalkan Istana Merdeka dan menetap di rumah pribadinya.

Hartini kemudian ditempatkan di paviliun Istana Bogor dan kerap mendampingi Sukarno dalam acara kenegaraan. Ia hadir saat Bung Karno menerima pemimpin dunia seperti Ho Chi Minh dari Vietnam, Norodom Sihanouk dari Kamboja, hingga Kaisar Hirohito dari Jepang.

Baca Juga: Bahlil Soroti Tambang Ilegal di Hutan Tanpa IUP

Gedung Bentol dan Jejak Para Presiden

Khusus untuk Ho Chi Minh, Sukarno pernah menyambutnya di Gedung Bentol pada Maret 1959. Gedung yang dibangun pada 1954 itu memiliki ciri khas dinding dengan batu menonjol, menyerupai bentol di kulit.

Bangunan karya arsitek F. Silaban tersebut dilengkapi meja kerja berbentuk L, kursi, serta tempat tidur kecil. Di dalamnya tersimpan foto-foto Sukarno bersama Fatmawati, Hartini, dan Ho Chi Minh.

Menariknya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menggunakan gedung ini untuk menciptakan lagu dan melukis, menjadikan Istana Cipanas terus hidup dalam lintasan sejarah bangsa.

By ex1ku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *